-->

Yang tak seharusnya

Sengaja saya mematikan perasaan dihati, semua rasa, tanpa terkecuali. Untuk kebahagian, dan kesedihan, semua sengaja saya musnahkan dari hati. Iri, dengki, cemburu, curiga, senang, sedih.

Saya buang jauh. Sampai saya lupa, dan menjadi keras sudah hati saya. Hilang sudah fitrah saya sebagai manusia. Mampu menasehati, tapi tak mampu mencontohkan.

Semua kini yang dilakukan hanya atas dasar kepura-puraan saja. Pura-pura bahagiq, pura-pura bersedih, pura-pura menderita, pura-pura paling tegar.

Menjalani sisa peran sebagai manusia sewajarnya senatural mungkin.

Bernafas, makan, minum, poop, tidur, dan melakukan hal yang sama berulqng kali setiap harinya.

Seputusasakah saya, tidak juga, masih ada hal realistis walau sedikit di naluri saya.

Bahwa berharap pada dunia yang isinya hanya kemunafikan adalah kesalahan terbesar. Manusia-manusianya yang suka khianat, waktu-waktunya yang ingkar, dan keadaan-keadaannya yang tak pernah berpihak. Apalagi yang bisa diharapkan dari sebuah kekecewaan.

Kadang saya masih mau bernafas hanya sekedar untuk melengkapi kegiatan setiap hari.

Sebegitukah kecewanya sampai tak percaya tuhan itu ada???. 

Tidak juga, toh sampai saat ini saya masih berdoa kepadanya. Agar dihilangkan rasa yang tak seharusnya ada.

Diri ini, ciptaannya ini, hambanya ini, punya hak atas anugrah setiap manusia. Tapi jiwa ini, seakan sudah lama ingin berontak pergi menjauh dari raganya. Berpisah dari yang tak seharusnya.

0 Response to "Yang tak seharusnya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel